Peran Pangan Fungsional Labu Kuning dan Ikan Lemuru terhadap Neurotransmiter dan Perilaku Anak Autistik
Autism Spectrum Disorders (ASD) merupakan gangguan multisistem yang
berdampak pada sistem saraf pusat, sistem kekebalan tubuh, saluran pencernaan,
gangguan bahasa dan sosial, ritual, rutinitas, fungsi kognitif, serta gangguan neurodevelopmental yang umum. Selain itu
juga memiliki gangguan komunikasi, perilaku, sering disertai gangguan adaptif,
gaya belajar, dan perhatian.
Intervensi diet dengan triptofan
dan omega-3 meningkatkan konsentrasi serotonin otak dan membantu mencegah dan
memperbaiki beberapa gejala yang terkait dengan ASD tanpa efek samping. Anak
perlu menjalani terapi diet atau tidak, dapat dilakukan pemeriksaan feses, urine, darah, dan rambut.
Pemeriksaan tersebut membutuhkan biaya yang mahal. Salah satu cara yang mudah
dan biaya murah dengan melakukan diet bebas gluten dan kasein. Gluten membentuk
gluteo morfin,
sedangkan kasein membentuk kaseo morfin yang menyebabkan terjadinya gangguan
perilaku seperti hiperaktif.
Buku ini mengupas faktor-faktor
yang dapat memperbaiki perilaku anak autistik. Faktor tersebut ditinjau dari
pemeriksaan kadar seretonin, DHA,
dan triptofan dalam darah yang dianalisis menggunakan Metode ELISA setelah
diintervensi menggunakan pangan fungsional labu kuning, ikan lemuru, dan tepung
mocaf. Pangan fungsional labu kuning yang mengandung zat gizi triptofan, ikan
lemuru yang mengandung zat gizi DHA, dan tepung mocaf yang dinyatakan bebas
gluten sebagai pengganti terigu.