Jejak Sejarah Bawaslu : Catatan dan Memoar Awal Berdirinya dalam Pengawasan Pemilu
Buku yang ada di tangan anda ini merupakan catatan dan narasi terkait
bagian kecil dari jejak sejarah berdirinya sebuah lembaga yang bernama Badan Pengawas
Pemilihan Umum (BAWASLU) yang berdiri pada tahun 2008, yang sebelumnya bernama
Panitia Pengawas Pemilihan Umum (PANWASLU). Lembaga (Bawaslu) pada awalnya berdiri
hanya di tingkat Pusat saja, dengan dilantiknya 5 (lima) orang Pimpinan Bawaslu
RI terpilih pada periode 2008–2012 di aula KPU RI pada tanggal 9 April 2008
oleh Hakim Agung atas nama Presiden pada saat itu dan sebagai hari kelahiran
Bawaslu. Setelah dilantik, 5 (lima) pimpinan Bawaslu tersebut membangun
kelembagaan dengan berbagai dinamika suka duka yang dihadapi saat itu, seperti
belum adanya anggaran dan Kepala Sekretariat bahkan ruang sekretariat juga
belum ada, dan akhirnya dipinjami 2 (dua) ruangan yang ada di KPU RI, pada saat
itu kurang lebih selama 6 (enam) bulan selanjutnya setelah ada Kepala
Sekretariat, berpindah kantor di Gedung Juang 1945 Menteng Jakarta. Pada tahun
2010 berkantor di Jalan MH. Thamrin 14 Jakarta sampai sekarang, pada sisi lain
di hadapkan dengan tahapan pemilu yang sudah berjalan dan pemilihan Kepala
Daerah di beberapa daerah, sehingga harus membentuk Panwaslu Tingkat Provinsi
dan Panwas Pilkada tingkat Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan Pilkada. Selanjutnya
kelembagaan Bawaslu ini setelah ada Kepala Sekretariat bahkan berubah menjadi
Sekretaris Jenderal, kemudian selanjutnya di tingkat Provinsi menjadi permanen
bahkan sampai di tingkat Kabupaten/Kota pada tahun 2018 menjadi permanen juga,
yang sampai kini Penyelenggaraan Pemilu yang di dalamnya ada Badan Pengawas
Pemilu (BAWASLU) bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta Dewan Kehormatan
Penyelengara Pemilu (DKPP) sebagai satu kesatuan fungsi dalam Penyelengaraan
Pemilu untuk mewujutkan demokratisasi di negeri ini. Dalam penulisan buku ini banyak catatan sejarah berdirinya Bawaslu pada
periode pertama 2008-2012. Semoga, dari buku ini ilmu pengetahuan dan hikmah seperti inilah yang
manusia hari ini dan esok memerlukanya untuk sebuah jalan membangun peradapan
dan sejarahnya, khususnya terkait demokrasi dan kepemiluan di
negara ini.