Ngaji Kuping
Dalam
kehidupan sehari-hari kegiatan “Ngaji
Kuping” sering kali dilaksanakan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
Pada awalnya kegiatan “Ngaji Kuping”
dijumpai di lingkungan pondok pesantren. Pimpinan pondok pesantren yang
menyampaikan materi sedangkan santri menyimak dengan kitab -ngaji simak-an- ada
kalanya cukup mendengarkan dengan telinga -ngaji kuping. Dinamika perkembangan kegiatan “Ngaji Kuping” berlangsung di masyarakat dengan peringatan
hari besar Islam dan peningkatan kualitas keimanan. Dewasa ini “Ngaji Kuping” dilaksanakan setiap
mushola dan masjid serta kegiatan lainnya secara rutin bahkan insidental.
Buku
ini memaparkan pengalaman empiris penulis memaparkan apa adanya tentang
pengalaman religi yang diperolehnya baik pengajian rutin, peringatan hari besar
Islam, khotbah, ziarah, diskusi, dan
pengalaman religi lainnya yang berusaha dirangkum dalam bentuk tulisan melalui
akun Instagram mas.cash76 sebagai dokumentasi, syiar, dan pengalaman. Penulis berhasil
merekam materi-materi religi pada saat mendengarkan tausyiah. Selanjutnya
ditulis secara langsung sehingga memudahkan ingatan untuk mengembangkan ide
menjadi tulisan. Ringkasan materi “Ngaji
Kuping” ini merupakan paparan kegiatan pengajian rutin di Masjid Al
Muttaqin Desa Sambiroto Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Kegiatan malam Senin ngaji kitab Nasihul Ibad diasuh Kiai
Mufidz dan didampingi santri Ustadz Yusuf tentang nasihat-nasihat kehidupan
yang dilengkapi dengan kisah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
Kegiatan malam Sabtu ngaji fikih
kitab Fatqul Qorib tentang syariat
agama yang diasuh Kiai
Hadi Wibowo, S.Pd.I. sosok
Kiai muda multitalenta.
Uraian rangkuman “Ngaji Kuping” berdasarkan isi khotbah yang disampaikan Khotib pada hari Jumat, Idul Adha, dan Idul Fitri. Kemampuan penulis mendengarkan isi khotbah dan kemudian merangkumnya menjadi tulisan adalah sebuah rutinitas yang membutuhkan kecermatan dan ketelitian serta ketekunan. Di samping itu tujuan isi khotbah bisa didokumentasikan untuk mudah diingat dan bermanfaat untuk orang lain. Penulis juga menguraikan pengalaman insidental yang bernuansa religi. Pengalaman insidental yang menyentuh hati dituangkan dalam bentuk tulisan rubrik religi yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Pengalaman insidental seperti ziarah, sowan kiai, harlah, kisah inspiratif, tilik haji, tindak umroh, rencana pembangunan masjid dengan ringan sodakoh, berbagi amaliah, dan kultur masyarakat mampu disajikan secara menarik.
PEMBELIAN BUKU: