APLIKASI PSIKOLOGI POSITIF: PENDIDIKAN, INDUSTRI, DAN SOSIAL
Psikologi positif mengkaji mengenai pengalaman subjektif
manusia yang bersifat positif di masa lampau, saat ini dan masa depan.
Pada tingkat individual, psikologi positif mengkaji mengenai sifat-sifat
positif manusia yang bersifat personal seperti kapasitas untuk
mencintai, keberanian, kemampuan membangun hubungan interpersonal,
sensitivitas terhadap estetika, sifat pantang menyerah, memaafkan,
orisinalitas, dan optimisme untuk masa depan. Sedangkan pada kelompok,
psikologi positif mengkaji mengenai nilai-nilai kebenaran dan
institusi-institusi yang menggerakkan manusia untuk menjadi manusia
beradab yang lebih baik dengan menerapkan prinsip-prinsip seperti
bertanggung jawab, kepedulian, altruisme, toleransi, dan etos kerja.
ETIKA BISNIS ISLAM
Manusia hanya akan menjadi manusia bila mampu menyadari
eksistensi dirinya sebagai makhluk Tuhan yang harus tunduk pada
ajaran-Nya. Manusia sebagai khalifah fil ardl bertugas
mengelola kehidupan di bumi untuk mencapai tujuan kehidupan yang
mendasar yaitu kebahagiaan lahir batin, dunia sampai kelak di akhirat.
Setelah menyadari hal tersebut maka manusia harus berusaha secara
sistematis dengan mengerahkan seluruh potensi diri (spiritual,
intelektual dan amal-fisikal) dan mengintegrasikannya dengan pemanfaatan
sumber daya alam dan sosial yang ada. Dengan demikian perilaku manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan berbisnis apapun, tidak bisa lepas
dari relasi dirinya dengan Tuhan, manusia dan alam.
Pola relasional
antara komponen diri dan aspek-aspek kehidupan tersebut melahirkan suatu
tata nilai yang harus dipahami dan dijalankan secara rasional dan penuh
tanggung jawab untuk menjamin keberlangsungan hidup secara harmonis dan
saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Itulah etika bisnis yang
dalam ajaran Islam menjadi pedoman bagi terwujudnya kemanusiaan yang
bermartabat dengan mengacu kepada prinsip kemashlahatan berbagai aspek.
Setiap muslim wajib untuk menerapkan prinsip-prinsip etis dalam
berbisnis dan sebaliknya harus menghindari berbagai perilaku yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip etis. Buku ini membahas bangunan
kesadaran etis dan tidak etis sehingga dengan memahaminya dapat
mengantarkan kepada peningkatan perilaku dan tindakan yang bertanggung
jawab, adil dan sejahtera secara personal maupun sosial.
Struktur Kewenangan, Sistem Informasi Keuangan Daerah dan Perilaku Manajerial
Buku yang ada di hadapan pembaca ini merupakan hasil penelitian empiris yang menguji pengaruh dari struktur kewenangan dalam penggunaan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) dan karakteristik SIKD untuk manajemen keputusan dan pengendalian keputusan serta pengaruhnya terhadap cost consciousness.
Buku ini penting untuk dibaca oleh mahasiswa yang sedang belajar di bangku kuliah, para dosen akan melakukan penelitian, serta para penjabat di daerah yang memiliki kewenangan dalam organisasi yang di pimpinnya mengingat bahwa menyadari adanya keterkaitan kewenangan dan karakteristik sistem informasi akuntansi sangat menentukan keberhasilan perencanaan dan pengelolaan dana pembangunan di daerah. Selamat Membaca!
PANDUAN MERAWAT BAYI SAKIT KUNING DI RUMAH
Booklet ini dapat menjadi bagian dari kegiatan dischard planning
rumah sakit yang dipergunakan untuk memberikan edukasi kepada keluarga
sebelum memulangkan bayi. Perawat Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas/PKM) juga dapat menggunakan booklet ini untuk edukasi pada
ibu dan keluarga bayi. Kader kesehatan Posyandu pun dapat menggunakan
booklet ini untuk memberikan edukasi langsung kepada warga yang
membutuhkan.
MODEL PENDAMPINGAN KOMBINASI: MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP
Dunia pendidikan terus bekembang seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di Indonesia. Perubahan penting yang telah terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia salah satunya adalah perubahan kurikulum yang diikuti dengan perubahan perangkat kurikulum, yang diikuti dengan perubahan perangkat pembelajaran salah satunya yaitu RPP.
Dalam praktiknya, masih banyak guru dalam kegiatan belajar mengajar jarang menggunakan RPP sebagai acuan pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang terarah, kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Masalah rendahnya motivasi guru untuk membuat RPP, serta rendahnya kemampuan guru disebabkan karena minimnya pengetahuan guru tentang RPP. Selain itu kepala sekolah juga belum melakukan pembinaan yang tepat terhadap guru-guru dalam membuat RPP. Dengan demikian motivasi dan kemampuan guru menjadi kurang berkembang sehingga penggunaan RPP tidak tampak dalam pelaksanaan pembelajaran.
Buku yang ada di hadapam pembaca ini berisi contoh hasil penelitian tindakan sekolah yang membahas mengenai model pendampingan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan guru dalam membuat RPP.
JEJAK DAKWAH ULAMA NUSANTARA: Menelusuri Perjuangan, Keteladanan dan Hikmah Ulama Pekalongan
Modul Asuhan Antenatal di Komunitas
Sebagaimana diketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih
cukup tinggi. Hal ini merupakan momok terbesar bagi seorang bidan dalam melaksanakan
pelayanan kebidanan. MDGs 2015 telah menetapkan target untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup serta Angka Kematian Bayi
(AKB) menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup.
Setelah
mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan konsep asuhan kebidanan di komunitas, menjelaskan pelayanan antenatal terpadu, serta asuhan antenatal di komunitas.
Kompetensi ini sangat
penting dalam melakukan tugas sebagai bidan yang bekerja di komunitas. Dengan
memiliki kemampuan ini anda dapat melakukan tugas sebagai bidan dan berinteraksi dengan masyarakat sehingga kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan kebutuhan dan pembangunan kesehatan di masyarakat.
Model Penjaminan Mutu di Akademi Kebidanan Samarinda
Pelayanan kebidanan merupakan hak mutlak
setiap individu dan selayaknya merupakan tanggung jawab yang harus dipenuhi
oleh semua jajaran profesi kebidanan maupun para pemegang kebijakan.
Pertumbuhan penduduk di negara berkembang termasuk Indonesia, seringkali tidak
disertai dengan peningkatan pelayanan kebidanan yang memadai sehingga merupakan
penyebab potensial terjadinya masalah kebidanan, seperti meningkatnya
morbiditas dan mortalitas berbagai penyakit serta permasalahan kebidanan
lainnya. Dalam kondisi ini, selain akses terhadap fasilitas kebidanan, hal
penting yang harus dipersiap adalah kualitas sumber daya tenaga kebidanan
dimana peningkatan kualitas tersebut harus didukung dengan peningkatan kualitas
akademi kebidanan.
Adanya globalisasi yang didukung kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju menuntut akademi kebidanan
menyiapkan sumber daya yang berkualitas tinggi untuk menghadapi persaingan
global. Tenaga bidan saat ini diharapkan memiliki kompetensi yang mampu
menjawab tantangan baik nasional, regional maupun global. Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Akademi Kebidanan Samarinda.
Pemesanan :
0853-2521-7257 (WhatsApp)
Autobiografi Ranta Si Anak Gembala
Ranta Butarbutar,
S.Pd., M.Pd., lahir pada tahun
1982 di sebuah perkampungan, Lumban Tabotabo, Kecamatan Lunasi, Kabupaten
Tobasa, Provinsi Sumatera Utara. Saat ini penulis adalah seorang ASN di lingkup
Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang sekarang dimerger dengan
Pendidikan dan Kebudayaan unit kerja Universitas Musamus Merauke, Papua. Sebelum
menjadi seorang dosen, penulis telah banyak melanglang buana ke wawasan
nusantara Indonesia mulai dari Sumatera hingga Papua. Sebuah kisah perjalanan
hidup yang tidak mudah bagi seorang perempuan dalam meraih serta mewujudkan
impiannya. Penulis bukanlah berasal dari keluarga yang mapan secara ekonomi
sehingga menjadikannya menjadi pribadi yang gigih serta mandiri.
Buku ini menceritakan lika-liku perjalanan karir penulis, gonta-ganti
pekerjaan, pindah dari satu kota ke kota yang lain untuk mengadu nasib yang
lebih baik. Mengawali pekerjaan menjadi karyawan bawahan di sebuah perusahaan
swasta untuk mencari nafkah serta membantu orangtua di kampung halaman
sekaligus membiayai pendidikan sendiri agar dapat meraih gelar strata satu.
Dalam buku ini lebih dalam diceritakan kisah perjalanan
penulis untuk menjadi ASN seperti saat ini. Satu prinsip teguh yang penulis
yakini dan mungkin juga sekaligus bisa memotivasi orang lain adalah “Bermimpilah untuk menggapai masa depan yang lebih baik, wujudkanlah
impianmu itu dan jangan pernah berharap terhadap orang lain bahkan keluarga
sekalipun selain hanya minta doa restu, akan tetapi bersandarlah sepenuhnya
kepada Tuhan yang telah merancang masa depanmu yang cerah.”
Pemesanan : 0853-2521-7257 (WhatsApp)
Teaching English Using Technology
The text book entitled “TEACHING ENGLISH USING
TECHNOLOGY” is compiled based on the RPS of LEARNING ENGLISH USING TECHNOLOGY
course which are required for 3rd semester students Department of
English education equally 3 credits (1 theoretical and 2 practical credits).
This course aims to provide students’ knowledge about designing and using of
Information Technology in teaching and learning English. The forms of learning
are tutorials and practice. The forming of assessments are oral and written
tests and rubrics of assessment. Overall, all scopes of this course are
compiled by Ranta Butarbutar, S.Pd., M.Pd. as lecturer of
this course by paying attention to the learning achievement (CPMK &
sub-CPMK):
1.
Students are
expected be able to comprehend of basic concepts of information and
communication technology
2.
Students are
expected be able to comprehend variety of technology-based English language
learning media
3.
Students are
expected be able to choose information technology-based learning media
4.
Students are
expected be able to design and to use information technology-based learning
media
5.
Students are
expected be able to use blended learning in learning English
6.
Students are
expected be able to comprehend using information technology applications to
improve four English language skills (writing, reading, listening, and
listening).
Pemesanan : 0853-2521-7257 (WhatsApp)
Kewirausahaan (Entrepreneurship) dalam Pandangan Islam (Historis-Politik dan Ekonomi)
Data BPS pada bulan Februari 2019 menyebutkan bahwa
jumlah pengangguran terbuka yang merupakan lulusan universitas mencapai 839.019
orang atau 12% dari total pengangguran yang mencapai 6.816.840 orang. Hal tersebut
menekankan bahwa lulusan perguruan tinggi tidak bisa lagi sekedar mengandalkan
ijazah untuk mencari pekerjaan, akan tetapi dibutuhkan kemampuan dan
keterampilan bagi lulusan universitas sehingga dapat terserap ke dunia
industri/usaha. Salah satu langkah alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah dengan menanamkan jiwa wirausaha pada mahasiswa. Universitas sebagai
lembaga pendidikan harus turut berperan aktif untuk membangun dan mengarahkan
mahasiswanya untuk bergerak dalam dunia wirausaha sebagai upaya menangani
masalah pengangguran para lulusannya.
Buku yang ada di hadapan pembaca ini
menjelaskan mengenai kewirausahaan, analisis bisnis dan studi kelayakan bisnis,
aspek pasar dan pemasaran, konsep bisnis dan waralaba, membangun jaringan bisnis
dalam persaingan global, nilai-nilai dan etika bisnis dalam agama Islam, serta kewirausahaan dalam perspektif Islam.
Pemesanan : 0853-2521-7257 (WhatsApp)
Optimisme dalam Nilai Filosofi Budaya Jawa
Budaya Jawa yang
dikenal adiluhung memiliki karakter yang unik dalam membentuk pola pikir dan
tindak tanduk masyarakatnya termasuk dalam menentukan tujuan hidup yang
tercermin dalam optimism. Optimisme dapat didefinisikan sebagai kayakinan dalam
mencapai tujuan. Dalam pandangan Barat, optimisme adalah keyakinan akan
tercapainya tujuan yang bersumber dari diri sendiri, nasib dan orang lain.
Namun masyarakat dalam memiliki tambahan keyakinan tersebut juga bersumber dari
adanya takdir yang maha kuasa namun disertai kehati-hatian, kesungguhan dan
berpegang pada nilai agama, nilai sosial dan ilmu.
Falsafah Jawa tercermin
dalam beberapa pitutur yakni alon-alon
waton kelakon bermakna kehati-hatian agar tujuan terlaksana. Kelakon
menjadi kata kunci bahwa masyarakat Jawa sangat optimis namun jangan sampai
gagal sehingga dalam bertindak harus hati-hati, bukan pelan yang selama ini diartikan
salah oleh sebagian kalangan. Selain itu masyarakat Jawa memegang prinsip ada dina ana upa yang berarti rejeki sudah
disediakan oleh Tuhan, namun harus disertai usaha dan ketekunan, ora obah ora mamah. Optimisme Jawa juga
tercermin dari pitutur sapa tekun, golet teken, bakal tekan sama
juga dengan makna sapa tekun bakal tinemu yang memiliki makna
kesungguhan menjadi syarat dalam mencapai tujuan.
Optimisne Barat
terbentuk oleh nilai kemandirian (Chang, 2003) sedangkan di Indonesia (Suku
Jawa) menurut pandangan Hofsetde (1983) terbentuk oleh budaya kolektivisme
tinggi, uncertainty avoidance yang tinggi, power distance yang tinggi dan
feminism mengutamakan kebersamaan serta kepedulian, dan pencapaian tujuan
mempertimbangkan harmonisasi nilai. Suku Jawa menyukai prinsip kehati-hatian
melangkah tidak dengan ketergesa-gesaan serta bersandar pada norma agama, norma
sosial maupun ilmu pengetahuan yang berkembang.
Pemesanan : 0853-2521-7257 (WhatsApp)