Monograf Virus African Swine Fever (ASF) : Kajian Molekuler pada Populasi Babi Lokal
Pencegahan penyakit menular pada babi
penting bagi kesejahteraan hewan dan ekonomi masyarakat bahkan suatu negara.
Selain itu, pencegahan penyakit juga vital bagi keamanan pangan dan kesehatan
masyarakat ketika menyangkut patogen zoonosis. Dalam beberapa tahun terakhir,
penyakit African Swine Fever (ASF) menyebar luas dan cepat ke berbagai
wilayah geografis baru dan menyebabkan kerugian bagi peternak babi terutama
peternak rumah tangga dengan aplikasi biosekuriti yang minim.
Penyakit ASF di Indonesia pertama
kali dilaporkan dari Provinsi Sumatera Utara pada Agustus 2019 dan sejak itu
terus menyebar
luas ke
berbagai wilayah di Indonesia termasuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada
tahun 2020 dengan kasus laporan pertama wabah di Pulau Timor.
Hasil analisis molekuler
virus ASF asal Kupang menunjukkan adanya kemiripan yang tinggi antara virus ASF
yang menyebabkan wabah ASF di Kupang dengan virus ASF yang ditemukan di
Sumatera Utara, Jawa Barat, dan di negara Asia lainnya seperti di India dan
Vietnam. Hal ini mengindikasikan kemungkinan bahwa virus ASF asal Kupang ini
berada pada cluster yang sama dengan virus ASF pada wilayah-wilayah di atas.
Secara umum ada beberapa
faktor risiko yang memungkinkan masuk dan menyebarnya virus ASF di
daerah-daerah di Indonesia yaitu antara lain melalui praktik swill feeding,
fomites asal pelaku perjalanan dari daerah tertular ASF maupun akibat
lalu lintas manusia, hewan maupun produk asal hewan.