Rabu, 13 November 2024

Industri Batik Pekalongan : Potret Pragmatisme Religiusitas, Budaya, dan Ekonomi

  • November 13, 2024
  • Penerbit NEM

 


Industri batik berkaitan erat dengan muatan ekonomi dan kondisi kultural masyarakat Pekalongan yang sarat dengan nuansa keagamaan. Kota Pekalongan yang dikenal dengan mayoritas muslim menjadi daya tarik tersendiri untuk dikaji dalam segala aspeknya. Karakter masyarakat pesisir yang memiliki keterbukaan sosial dengan masyarakat pendatang menjadikan warga Kota Pekalongan dikenal dengan sebutan arwana yaitu Arab, Jawa, dan Cina.

 

Kedekatan sosial budaya ini mengandung potensi yang luar biasa hingga mampu menggerakkan perekonomian lokal. Sebagai kontributor perekonomian nasional, industri batik Pekalongan sangat layak diperhatikan secara kompleks terlebih untuk membantu para pelaku dan pekerja batik agar tetap mampu eksis di tengah persaingan kompetitor industri sejenis lainnya. Kebijakan yang berpihak pada pelaku usaha batik sangat diharapkan seperti ketersediaan bahan baku dengan harga yang terjangkau, serta pendampingan strategi marketing dalam dan luar negeri. Hal penting lainnya yang dibutuhkan bersama adalah penanganan limbah batik dan akses permodalan pada lembaga keuangan secara lebih mudah. Upaya-upaya tersebut akan sangat membantu pelaku usaha, pekerja, dan masyarakat untuk mengurangi beban usaha hingga industri batik akan tetap lestari. Kondisi yang harmonis tersebut akan mampu meminimalisir pragmatisme keberagamaan dengan dalih perekonomian di masyarakat.

 

                                                                   PEMBELIAN BUKU: