Strategi Perang Gerilya di Laut
Buku ini terinspirasi
serangan kamikaze tentara Jepang pada Perang Dunia ke-II dan serangan kamikaze black
sea tigers LTTE dengan kapal kamikaze berawak dan perang Rusia-Ukraina dalam
memperebutkan hegemoni di Laut Hitam serta Blokade Laut Merah oleh Gerilyawan
Houthi. Buku ini menggambarkan sejarah perang laut di masa lalu dan perang
gerilya di laut pada masa depan. Perang gerilya di laut masa depan menurut
pendapat penulis adalah bentuk implementasi dari konsep pertahanan rakyat
semesta dipadukan dengan perkembangan teknologi terkini. Perang gerilya di laut
masa depan dilakukan oleh kekuatan yang lebih lemah melawan kekuatan yang lebih
besar di laut yaitu kapal perang permukaan ataupun kapal logistik maupun kapal
dagang musuh dengan memanfaatkan senjata sederhana dan murah dibandingkan
kapal, seperti drone kamikaze (Unmanned Aerial Vehicle/UAV), kapal
kamikaze (Unmanned Surface Vehicle/USV) dan kapal bawah air tanpa awak
(Unmanned Underwater Vehicle/UUV) yang dipadukan dengan fasilitas tempur
dan senjata lainnya melalui serangan hit and run, peranjauan, peran
sabotase, penyergapan, infiltrasi, swarm tactics, senjata asimetris,
peperangan psikologis, blokade di laut, penyamaran dan penipuan, pengumpulan
intelijen, kolaborasi dengan nelayan dengan memanfaatkan medan perang yaitu
pada muara sungai, alur masuk pelabuhan, selat sempit, choke point dan
teluk serta markas musuh. Penulis juga menyertakan pengalaman dalam menciptakan
maritime kamikaze drone yang dapat berfungsi sebagai USV dan UAV sebagai sarana
atau senjata perang gerilya di laut.
PEMBELIAN BUKU: