Pesantren Salafiyah dalam Lintasan Sejarah
Seiring
perkembangan zaman, pesantren mulai mengalami pergeseran. Kemajuan teknologi
dan informasi serta arus modernisasi dengan revolusi industri 4.0 di dalamnya menggeser peran dan kedudukan pesantren dalam sistem
pendidikan nasional. Pesantren berada dalam pergulatan antara “identitas dan keterbukaan”. Artinya
di satu pihak dituntut untuk menemukan identitasnya kembali, di pihak lain
harus secara terbuka bekerja sama dengan sistem-sistem lain di luar dirinya yang
tidak selalu sepaham dengan dirinya. Secara historis, pesantren tidak
hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga
mengandung makna keaslian Indonesia (indigenous). Pesantren mempunyai peran dan posisi strategis, khususnya di kalangan
masyarakat dalam membentuk karakter bangsa Indonesia.
Pesantren merupakan agen perubahan bagi masyarakat dalam diskursus global, diharapkan mampu menjadi struktur mediasi (mediating structurf) yang mampu memahami persoalan-persoalan yang muncul dalam masyarakat dan dapat menjembatani pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita bersama membentuk civil society. Pesantren juga sangat berperan dalam membentuk karakter bangsa Indonesia yang religious karena identik dengan aktivitas yang selalu berorientasi pada tafaqquh fî al-dîn (mendalami ilmu-ilmu agama), di mana kurikulum yang dipakai mengejawantahkan rukun, syiar, dan etika Islam. Buku Dinamika Pesantren Salafiyah dalam Lintasan Sejarah merupakan salah satu komitmen penulis untuk menghadirkan sisi lain pergulatan pesantren dengan dinamika di dalamnya. Buku ini sangat penting bagi para pecinta pesantren, atau orang-orang yang concern dengan tumbuh kembang pesantren dengan berbagai dialektika di dalamnya.
PEMBELIAN BUKU: