Dinamika Emosi Anak Usia Dini: Kajian Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi COVID-19 (Jilid 2)
Selama karantina wilayah diterapkan, seluruh kegiatan pembelajaran dialihkan dari rumah. Hal ini untuk mencegah penyebaran virus corona. Termasuk juga pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus melakukan kegiatan belajar di rumah bersama keluarganya. Aktivitas sehari-hari, dari bangun tidur hingga kembali tidur, semuanya dilakukan di rumah.
Orangtua adalah figur bagi anak yang dapat mengontrol dan memaksimalkan perannya dalam membimbing anak di rumah. Orangtua mungkin merasa terkejut, cemas, dan takut tentang perubahan rutinitas. Anak berkebutuhan khusus dapat dipahami sebagai anak yang memiliki karakteristik fisik, emosional, dan mental yang berbeda dengan anak pada umumnya. Pembelajaran jarak jauh jelas merupakan pengalaman baru bagi anak berkebutuhan khusus. Pengalaman sekolah “online” berdampak pada anak berkebutuhan khusus, yaitu kecemasan yang berlebihan, gangguan tidur, ketidakstabilan emosi, agresi, stres pada anak, penurunan kemandirian, perilaku tidak teratur, toleransi dan temperamen. Hambatan orangtua dalam membantu anaknya belajar di rumah adalah orangtua tidak menguasai teknologi, tidak memahami dokumen, tidak memiliki waktu untuk dihabiskan bersama anak. Cara orangtua membantu anak berkebutuhan khusus menyesuaikan diri dengan melakukan lebih banyak aktivitas di rumah, memantau emosi anak, dan menjaga rutinitas.