Minggu, 28 November 2021

Penguatan Pola Asuh Keluarga dalam Mencegah Stunting Sejak Dini

  • November 28, 2021
  • Penerbit NEM


Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk usianya, kondisi tampak setelah bayi berusia 2 tahun. Dampak buruk yang ditimbulkan dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Tujuan peneliti jangka pendek diketemukannya model upaya penguatan keluarga dalam menangani stunting dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan stunting pada anak usia 2-3 tahun di Kab. Bangkalan.

Penelitian dilaksanakan di 5 Puskesmas yaitu Kota Bangkalan, Kokop, Galis, Modung, dan Tanah Merah. Data diambil menggunakan kuesioner dengan buku KIA pada bulan Mei-Agustus 2021, dengan 234 responden yang mempunyai anak usia 6 bulan sampai 2 tahun. Data dianalisis dengan Chi Quadrat dilanjutkan dengan regresi logistic ganda. Selanjutnya dilakukan FGD dengan Kepala Puskesmas, Pemegang Program Gizi, serta Kasi Kesga Dinkes Kab. Bangkalan.

Hasilnya, analisis bivariat pola asuh authoritative dan dukungan keluarga ada pengaruh dengan nilai p<0.05. Analisis multivariat yang paling dominan berpengaruh dengan pengendalian stunting adalah pola asuh authoritative dengan nilai OR yang paling besar yaitu 0.922. Artinya bahwa anak yang diasuh secara authoritative tidak berisiko mengalami stunting 92.2 kali lebih besar. Hasil FGD direkomendasikan dalam mencegah stunting melalui peningkatan pengetahuan keluarga tentang makanan yang dibutuhkan anak sesuai dengan umur anak, pelatihan kader posyandu, dan peningkatan intervensi dalam 1000 HPK.

Dapat disimpulkan bahwa pola asuh authoritative dan dukungan keluarga dalam merawat anak dapat mengendalikan kejadian stunting pada anak usia 6 bulan sampai 2 tahun di Kabupaten Bangkalan.