Sabtu, 06 November 2021

Computational Thinking dan Literasi Matematika dalam Tantangan Asesmen Nasional: Prosiding Seminar Nasional Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pekalongan

  • November 06, 2021
  • Penerbit NEM


Pendidikan di Indonesia akan maju dan berhasil jika beberapa aspek saling berkesinambungan. Tiga pilar utama dalam pendidikan utamanya yaitu pembelajar atau peserta didik, pengajar sebagai fasilitator, dan bahan ajar sebagai media informasi yang akan diberikan kepada peserta didik. Berdasarkan ketiga pilar tersebut, maka keberhasilan pembelajaran salah satunya ditentukan oleh kualitas bahan ajar. Kualitas yang dimaksud di sini adalah bahan ajar tersebut harus sesuai dengan tujuan pendidikan, khususnya tujuan pembelajaran matematika. Tuntutan kurikulum pada saat ini juga harus mendukung dan mengoptimalkan keterampilan di era 4.0. Tentunya, ini menjadi tugas besar bagi para pendidik agar dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Salah satu poin penting dalam pembelajaran matematika agar bisa optimal adalah kemampuan algoritma atau berpikir secara terstruktur.

Kemampuan tersebut tertuang dalam computational thinking. Beberapa pendidikan luar formal di Indonesia saat ini sudah berfokus pada kemampuan berpikir komputasi (computational thinking). Pentingnya computational thinking ini tidak hanya berpusat pada penyelesaian masalah, tetapi lebih ke proses pengembangan dan identifikasi masalah untuk kemudian diselesaikan dengan algoritma yang terstruktur.

Kemampuan CT ini juga selaras dengan literasi matematika. Di mana peserta didik merumuskan, menggunakan dan menginterpretasi matematika dalam berbagai konteks. Hal ini mencakup penalaran matematika dan menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematis untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena. Literasi Matematika dan computational thinking ini akan mendukung asesmen nasional yang saat ini dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan di Indonesia.