Jumat, 29 Oktober 2021

ILMU TASAWUF: Tuntunan Hidup Kitab Basah di Zaman Edan

  • Oktober 29, 2021
  • Penerbit NEM

 

Buku yang ada di tangan pembaca ini, mengupas gagasan-gagasan dari tiga tokoh tasawuf yaitu Mahabbah Rabi’atul Adawiyah, Esoterisme Ronggowarsito, dan Asketisme Syekh Siti Jenar. Rabi’ah al-Adawiyah telah memberi pesan kehidupan bagaimana hidup dengan cinta dan kasih sayang dengan tetap istiqomah atas semua yang telah dihamparkan Sang Pencipta. Kezuhudan Rabi’ah al-Adawiyah menjadi teladan bagi siapa pun bagaimana seharusnya hidup menurut aturan Allah bukan aturan manusia. Ke-mahabbahan-nya tidak serta merta ditujukan kepada dunia yang ia singgahi tetapi justru ia berikan kepada Sang Pemilik Hidup. Raden Ngabehi Ronggowarsito meski tidak semasa dengan Rabi’ah al-Adawiyah dan hidup di zaman modern pun mewanti-wanti bahwa kelak manusia akan memasuki zaman edan, sebuah era di mana manusia sudah kehilangan kendali, sudah tidak eling, tidak mawas diri akibat sikap serakah dan keangkaramurkaan manusia sendiri. Manusia sudah tidak mengindahkan nilai-nilai etika dan moralitas, tidak memiliki tata krama, menafikan nilai budayanya, hilang pangkonnya, bahkan sudah tidak lagi mengingat Sang Penciptanya. Selanjutnya, adalah Syekh Siti Jenar, seorang sufi besar dalam perkembangan sejarah tasawuf (tarekat) di Indonesia telah meletakkan dasar kehidupan bermasyarakat (masyarakat ummah) di atas pondasi tauhid yang sangat tinggi. Syekh Siti Jenar mewariskan nilai-nilai kehidupan dunia dan akhirat yang indah bagi masyarakat. Terlepas dari kontroversinya selama beratus-ratus tahun, yang pasti Syekh Siti Jenar adalah wali Allah yang mengajarkan bagaimana menata kehidupan agar menjadi susunan yang terjaga tidak saja akal pikirannya, tetapi juga hati-jiwa, nurani-rohani, jasadi untuk menjadi adi-manusia (insan kamil).