Kamis, 15 Juli 2021

DINAMIKA PARIWISATA DI BUMI RUWA JURAI

  • Juli 15, 2021
  • Penerbit NEM

 

Keterpurukan sektor pariwisata akibat Covid-19 membuat sebagian pelaku industri di sektor ini banting setir ke sektor lain, baik untuk sementara waktu maupun untuk selamanya. Meskipun demikian, sebagian yang lain masih tetap bertahan di sektor ini sembari berharap pandemi segera berlalu dan pariwisata bisa kembali bangkit. Mereka adalah sebagian dari insan pariwisata yang memandang pariwisata bukan sekadar hitung-hitungan sederet angka, melainkan sebuah fenomena kompleks yang mencakup banyak aspek. Tidak hanya ekonomi, melainkan juga politik, sosial, budaya, psikologi, bahkan religi. Dalam konteks inilah antara lain buku ini terbit.

Buku ini memuat 24 tulisan singkat tentang pariwisata di Lampung. Dimulai dengan pertanyaan, apa saja yang menjadi daya tarik wisata Lampung, bagaimana sebaiknya promosi wisata, dilema daya dukung wisata, bagaimana menjadi wisatawan cerdas, risiko berwisata yang harus diantisipasi hingga pertanyaan quo vadis pariwisata daerah. Tulisan lain membahas tentang mudik sebagai wisata nostalgia, duta wisata masa depan, keberadaan media sosial, soal kearifan lokal, pendapatan asli daerah (PAD) dari pariwisata, sumber daya wisata budaya, kopi Lampung Barat, wisata sungai, wisata ziarah, wisata situs bersejarah, bambu sebagai ikon pariwisata (Pringsewu), kaitan seni dan pariwisata, kuliner dan potensi gastronomi, serta ide menjadikan Bambu Kuning menjadi kawasan seperti Malioboro Yogyakarta.

Meskipun ditulis sebelum korona datang, tetap saja tulisan-tulisan dalam buku ini mempunyai relevansi dengan saat ini, di kala pandemi Covid-19 masih berlangsung dan di masa-masa yang akan datang. Buku ini tetap akan menemukan konteksnya di dunia pariwisata yang masih terus menggeliat. Tentu dengan penyesuaian-penyesuaian semacam protokol kesehatan yang harus diterapkan dalam praktik berwisata.