SANTRI METUK SANGA
Kelihatannya kata-kata di atas sepele, dua baris dua kata tapi tidak main-main, ketika kita ikhlas ada yang bersifat energi ilahiah maka kita tidak capek. Mondok biar mundak sing lillah biar tidak lelah. Ini bukanlah kalimatnya orang yang biasa, tapi melalui perenungan karena itu tadi perlu diawetkan.
“Beberapa puisi yang termuat di dalam antologi ini, sungguh merupakan tahapan-tahapan yang perlu kita cermati karena tentunya sang penulis bukan di hari ini menulis 40 puisi, lalu kemudian jadi tapi saya mengamati puisi ini merupakan penggalan-penggalan memori kenangan kapan dia menjadi santri sejak awal yang tidak bisa tidur, kapan dia melihat sikap dari seniornya yang perlu melakukan adaptasi dan di suatu sisi menyiapkan mengadaptasi kenormalan baru dari rumah ke pesantren tentu tidak bermanja-manja dengan akomodasi fasilitas kemanjaan sebagaimana di rumah tapi harus mentaati peraturan-peraturan yang telah disepakati oleh pengurus pondok pesantren. Beberapa puisi sebagaimana kita lihat di dalam judul “Kiai Turahan”, barang kali mempresentasikan dan karya-karya yang lainnya.” -Atmo Tan Sidik