AKU INGIN MENCINTAI ALLAH BERSAMAMU
Saat
kamu memilih pergi. Hati ini tak bertuan. Aku pikir hubungan kita
seperti secangkir Teh di pagi hari, hangat dan manis. Selamanya.
Ternyata tidak. Aku salah. Sikapmu yang beku membuat teh itu, hambar dan
dingin. Kamu bukanlah Senja yang kutemui di ujung hari. Jingga tak
memeluk luka. Nestapa lara masih menghilir tak berhulu. Rindu yang dulu
menggebu, kini tak butuh temu.
Aku salah dalam berjuang, aku tersesat di dalam tualang panjang. Aku mencintai seseorang dengan cara yang salah. Menduakan Tuhan, mengabaikan orangtua. Saat aku menerima, kamu juga menerima. Namun Tuhan tidak memberi tempat untuk bersama. Kita bisa apa? Aku ingin berubah. Mencintaimu dengan benar. Mengajakmu. Aku ingin mencintai Allah bersamamu. Siapapun kamu. Duhai, kekasih halalku.