TRADISI BERBURU, MALARIA, DAN IMUNITAS (KAJIAN ETNOGRAFI PADA MASYARAKAT ADAT SUKU NUAULU DI PULAU SERAM)
Penelitian epidemiologi pada masyarakat suku (tribal) di India dan di Amerika Latin, didapatkan bahwa masyarakat suku
berkontribusi memberikan lebih dari 40% penderita malaria dan lebih dari 65%
kasus malaria dengan penyebab adalah P.
falsiparum serta lebih dari 50% kematian disebabkan oleh malaria. Hal tersebut menunjukkan
kejadian penyakit malaria pada masyarakat suku sangat tinggi. Namun, kondisi
berbeda terjadi pada masyarakat adat suku Nuaulu yang merupakan salah satu suku
di Pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. Awalnya masyarakat suku ini adalah masyarakat
nomaden, yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain karena alasan mencari
makan dan perlindungan dari musuh. Namun masyarakat ini berhasil diturunkan ke
daerah pesisir dan bergabung dengan masyarakat muslim Sepa (salah satu desa di
Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah). Walaupun sudah tinggal dan berbaur
dengan masyarakat terbuka, masyarakat Suku Nuaulu masih mempertahankan
kebiasaan leluhurnya sampai dengan sekarang ini.
Berburu merupakan salah satu kebiasaan leluhur yang masih dipertahankan
oleh masyarakat Suku Nuaulu. Tujuan berburu adalah untuk memenuhi kebutuhan
pangan keluarga dan kebutuhan penyelenggaraan upacara adat. Berburu biasanya
dilakukan pada sore menjelang malam hari. Lokasinya adalah di hutan baik dekat
yang masih merupakan daerah petuanan desa sampai dengan hutan jauh melintasi
wilayah kabupaten tetangga. Kebiasaan berburu inilah yang memungkinkan mereka
terpapar dengan nyamuk, namun, gigitan nyamuk dianggap sesuatu yang biasa
karena ada kebutuhan yang lebih penting yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan
pangan keluarga dan ritual adat. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku
Tengah, nyamuk anopheles yang ada di Pulau seram berdasarkan hasil survey
nyamuk oleh Balai Besar Pengendalian Vektor dan Reservoir Penyakit (B2PVRP)
adalah A. punctulatus, A. subpictus, A.
maculatus dan A.barbirotris.
Penelusuran terhadap kadar TNF-α dan IL-10 masyarakat yang merupakan
salah satu biomarker dari sitokin pro-inflamasi dan sitokin anti-inflamasi,
ditemukan rerata kadar kedua sitokin tersebut sangat rendah pada kelompok
berburu dibandingkan dengan kelompok yang tidak berburu. selain itu juga
ditemukan kejadian malaria hanya terjadi pada kelompok yang tidak berburu,
sementara kelompok yang berburu tidak ada kejadian malaria. Buku ini menggali
dan mendeskriptifkan kebiasaan masyarakat Suku Nuaulu yang diprediksi
berhubungan dengan kadar sitokin yang ditemukan.