Metode Pemahaman Hadis: Studi Komparatif Pemikiran Syuhudi Ismail dan Ali Mustafa Ya'qub
Sebuah pengetahuan (termasuk penafsiran hadis) diciptakan
melalui interaksi sosial tempat terkonstruksnya kebenaran-kebenaran bersama dan
membandingkan apa yang benar dan apa yang salah. Dalam pandangan tertentu,
beberapa bentuk tindakan menjadi alami, sedangkan bentuk-bentuk tindakan lain
tidak bisa dipertimbangkan. Sehingga, otentitas sebuah hadis mungkin saja bisa terpelihara,
akan tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi distorsi makna mengingat sebuah teks
tidak bisa terlepas dari pengaruh subjektifitas pencerita,pembaca/pendengar, dan konteks
keduanya.
Hadis sebagai teks masa lalu, yang
terkodifikasi jauh setelah masa Nabi SAW, dan diimplementasikan dari generasi
ke generasi, dituntut tetap relevan diberlakukan pada setiap waktu dan tempat,
sebab sifatnya yang shahih li kulli
zaman wa makan. Pemahaman yang benar terhadap matan (mean/idea)
hadis sangat penting dalam upaya mendudukkan dan mengamalkannya agar sesuai
dengan yang dikehendaki oleh syari’ (Nabi
Muhammad Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam). Sehingga mengharuskan ulama hadis membuat konsep dan
metode tertentu dalam memahami hadis Nabi SAW. Tidak terkecuali ulama dan pemerhati
hadis Indonesia, Syuhudi Ismail
dan Ali Mustafa Ya’qub.
Kedua tokoh hadis Nusantara di atas, telah
melakukan upaya untuk mengungkap kembali apa yang sudah dilakukan oleh ulama
hadis sebelumnya tentang metode pemahaman hadis, sekaligus menawarkan beberapa
metode baru yang dapat digunakan dalam memahami hadis (yang kesemuanya)
mengarah kepada kontekstualisasi hadis. Pertimbangan aspek sosiologi,
antropologi geografi dan budaya, adalah sebagian dari beberapa langkah pemahaman
hadis yang sebelumnya kurang familiar bagi sebagian pemerhati hadis.
Pemesanan klik Di Sini