MANUSIA DAN BUDAYA WIRAUSAHA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Tulisan dalam buku ini disusun sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah ketimpangan sumber daya manusia dengan kebutuhan wirausahawan. Tidak dipungkiri keberadaan usaha menjadi solusi jitu untuk membebaskan manusia dari penurunan kualitas hidup. Meski demikian, moralitas, dan pendidikan tetap bertugas menjaga produktifitas agar lebih bernilai guna, melampaui tuntutan material. Kesalehan produktifitas menjadi logika usaha yang berdimensi nilai ini. Teknologi digital yang terus berkembang juga menambah carut marut masalah bagi kelompok manusia yang belum siap berkompetisi secara global. Evolusi kerja tidak bisa dibendung lagi. Dibutuhkan terobosan potensi yang telah dimiliki manusia agar menjadi manusia yang lebih komptetitif. Islam sebagai agama penyempurna telah menegaskan bahwa manusia memiliki akal pikir yang luar biasa, dan bisa digunakan untuk mencetak ide atau kreatifitas termasuk di bidang ekonomi.
Kewirausahaan juga perlu dilihat dalam kajian sosial budaya, sebab kewirausahaan menghubungkan ikatan-ikatan sosial serta kepribadian yang membangun perilaku komunitas yang sadar dengan hakikatnya sebagai manusia yang berperadaban. Produsen, konsumen, pedagang, pekerja, pemerintah, pendidik, sejatinya memiliki hubungan yang intim dalam hal kebutuhan hidup. Ketiadaan usaha menjadi momok luar biasa yang siap menghancurkan martabat manusia kapan saja. Membangun usaha tidak bisa ditunda lagi, sebagaimana tuntutan agar manusia tetap bertahan di dunia ini. Moralitas Islam membantu manusia melampaui target badaniyah tersebut melalui nilai-nilai yang bersumber pada Alquran dan menjabarkannya sesuai kodrat manusia.